Nora Poenya Simarich
Selamat Datang DiBlog Saya
Senin, 29 April 2013
Penilaian Berbasis Kelas
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran
“Penilaian Berbasis Kelas”
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam proses pembelajaran, penilaiaan merupakan salah satu bagian terpenting dan merupakan bagian utuh dari tahapan kegiatan pembelajaran dan berdampak pada hasil pembelajaran. Aunurrahman, dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran, menjelaskan bahwa bilamana kita ingin mengetahui apakah tujuan yang kita rumuskan dapat tercapai, apakah aktivitas yang kita lakukan telah berhasil mencapai sasaran, apakah prosedur kerja yang dilakukan sudah tepat, apakah sumber daya yang dimiliki sudah dapat dimobilisasi secara optimal untuk mencapai tujuan, apakah elemen-elemen pendukung kehiatan sudah berfungsi dengan baik, kesemuanya itu membutuhkan proses evaluasi untuk dapat menjawabnya secara tepat. Sebagaimana pentingnya penetapan atau perumusan tujuan, pentingnya aktivitas dalam suatu kegiatan, maka kedudukan evaluasi dalam proses kegiatan juga memiliki kedudukan yang sama pentingnya, karena evaluasi merupakan bagian integral dari proses kegiatan secara keseluruhan. Karena itu secara sederhana evaluasi akan menjadi wahana untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari keseluruhan aktivitas yang kita lakukan serta menjadi sumber informasi yang terukur hambatan-hambatan atau kendala yang dihadapi di dalam proses pencapaian tujuan yang dirumuskan.
Dalam pendidikan kimia evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana. Hal ini berguna sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan dan proses pembelajaran. Dengan demikian, mempersiapkan evaluasi dengan matang menjadi tanggungjawab pendidik (guru). Sebelum menyiapkan evaluasi belajar guru terlebih dahulu harus mengetahui apa esensi dari penilaian itu sendiri.
Makalah yang disusun untuk kepentingan mata kuliah Evalusasi Proses dan Hasil Pembelajaran Kimia ini akan membahas beberapa poin penting yang tentunya berkaitan dengan penilaian, khususnya penilaian berbasis kelas. Melangkah lebih jauh, akan dibahas pengertian penilaian, pengertian penilaian berbasis kelas, fungsi dan tujuan penilaian berbasis kelas, serta prinsip-prinsip dan lingkup penilaian berbasis kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Penilaian
Secara etimologi
Evaluasi (penilaian) berasal dari bahasa Inggris Evaluation, akar katanya value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa arab disebut al-qimah atau al-taqdir. Dengan demikian secara harfiah evaluasi pendidikan al-Taqdir al- Tarbawiy dapat diartikan sebagai penilaian dalam (bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Atau juga dapat diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek.
Secara Terminologi
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian penilaian berdasarkan Terminologinya, diantaranya adalah :
a. Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternative keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5 dalam Umy, 2009).
b. Edwin Wandt dan Gerald W. Brown (dalam Umy, 2009) mengemukakan bahwa, Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
c. Menurut m. Chabib Thoha (dalam Umy,2009) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktifitas secara spontan dan incidental, melainkan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan berdasarkan atas tujuan yang jelas. Penilaian berbeda dengan pengukuran (measurement), karena pengukuran lebih bersifat kuantitatif. Bahkan pengukuran merupakan instrument untuk melakukan penilaian atau dengan kata lain pengukuran menjawab pertanyaan “how much”, sedangkan penilaian menjawab pertanyaan “what value”.
2. Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
PBK yaitu suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten, serta mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar pada mata pelajaran yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus telah dicapai disertai dengan petunjuk kemajuan belajar peserta didik dan pelapornya.
Fungsi PBK
a. Bagi peserta Didik
Ø Dalam mewujudkan dirinya dalam merubah atau mengembangkan penilaiannya degan mengubah atau mengembangkan performans perilakunya kearah yang lebih baik (positif) dan maju (progresif).
Ø Mendapatkan kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.
b. Bagi Guru
Ø Menetapkan berbagai metode dan media yang relevan dengan kompetensi yang akan dicapai pada proses pembelajaran Agama.
Ø Membuat pertimbangan dan keputusan administratife.
Tujuan PBK
Secara umum, ada tujuan penilainan berbasis kelas. Pertama, untuk memberikan penghargaan kepada peserta didik atas hasil belajar yang dicapainya. Kedua, memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Sedangkan tujuan penilaian berbasis kelas secara khusus adalah :
a. Memberikan informasi tentang kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukannya.
b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut, baik terhadap masing-masing siswa maupun terhadap siswa seluruh kelas.
c. Memberikan informasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, menetapkan tingkat kesulitan dan kemudahan untuk melaksanakan kegiatan remedial, pendalaman atau pengayaan.
d. Memberikan motivasi belajar kepada siswa dengan cara memberikan informasi tentang kemajuan dan merangsangnya untuk melakukan usaha pemantapan atau perbaikan.
e. Memberikan informasi tentang semua aspek kemajuan setiap siswa, dan pada gilirannya guru dapat membantu pertumbuhannya secara efektif untuk menjadi anggota masyarakat dan pribadi yang utuh
f. Memberikan bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabaran yang sesuai dengan keterampilan, minat dan kemampuannya. (Depdiknas, 2002)
Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas
Secara umum, prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas sama dengan prinsip-prinsip penilaian pada umumnya, yaitu berorientasi kepada kompetensi, objektif, transparan, adil, tepat, dan ajeg, komprehensif, berkesinambungan, mendidik dan bermakna. Sedangkan secara khusus, prinsip-prinsip penilaian berbasis kelas adalah :
a. Apapun jenis penilaiannya harus memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemostrasikan kemampuannya. Implikasinya adalah :
1) Pelaksanaan PBK hendaknya dalam suasana yang bersahabat dan tidak mengancam
2) Semua siswa mempunyai kesempatan dan perlakuan yang sama dalam menerima program pembelajaran sebelumnya selama proses PBK
3) Siswa memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam PBK
4) Kriteria untuk membuat keputusan atas hasil PBK hendaknya disepakati dengan siswa dan orang tua.
b. Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur PBK dan pencatatan secara tepat. implikasinya adalah :
1) Prosedur PBK harus dapat diterima oleh guru, praktis dan dapat dipahami secara jelas.
2) Catatan harian hasil belajar siswa hendaknya merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, dan tidak harus mengambil waktu yang berlebihan
3) Catatan harian harus mudah dibuat, jelas, mudah dipahami, dan bermanfaat untuk perencanaan pembelajaran.
4) Informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar siswa dengan berbagai cara harus digunakan sebagaimana mestinya
5) Penilaian pencapaian belajar siswa yang bersifat positif untuk pembelajaran selanjutnya perlu direncanakan oleh guru dan siswa
6) Klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan, sehingga siswa mendapatkan bimbingan dan bantuan belajar yang sewajarnya
7) Hasil penilaian hendaknya menunjukkan kemajuan dan keberlanjutan pencapaian belajar siswa
8) Penilaian semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran, misalnya efektifitaas KBM dan kurikulum perlu dilaksanakan
9) Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dan diskusi pengalaman dan membandingkan metode serta hasil penilaian perlu dipertimbangkan
10) Pelaporan penampilan siswa kepada orang tua atau wali, dan atasannya harus dilaksanakan.
Aspek-aspek Yang Dinilai
Aspek-aspek yang dinilai adalah kumpulan kumpulan kerja peserta didik (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), kinerja (performance), tindakan (action), dan tes tertulis (subjektif, objektif, dan proyektif).
Waktu Pelaksanaan
Penilaian ini dilaksanakan sepanjang waktu secara berkesinambungan selama peserta didik mengikuti proses pembelajaran.
Bentuk Penilaian PBK
Ada beberapa bentuk penilaian berbasis kelas, diantaranya:
a. Kuis; digunakan untuk menenyakan hal-hal yang prinsip daripelajaran yang lalu secara singkat, bentuknya berupa isian singkat, dan dilakukan sebelum pelajaran. Hal ini dilakukan agar peserta didik mempunyai pemahaman yang cukup mengenai pelajaran yang diterima, sekaligus juga untuk membantu huubungan antara pelajaran yang lalu dengan yang akan dipelajari (apresiasi).
b. Pertanyaan Lisan di kelas; digunakan untuk mengungkapkan penguasaan peserta didik tentang pemahaman mengenai fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajari. Dengan ini diharapkan para peserta didik mempunyai bangunan keilmuan dan landasan yang kokoh untuk mempelajari materi berikutnya.
c. Ulangan Harian; dilakukan secara periodic pada akhir pengembangan kompetensi, untuk mengungkapkan penguasaan ognitif peserta didik, sekaligus untuk menilai keberhasilan pengguna berbagai perangkat pendukung pembelajaran.
d. Tugas Individu; dilakukan secara periodik untuk diselesaikan oleh setiap peserta didik dan dapat berupa tugas di madrasah (kelas) dan di rumah. Tugas individu dipakai untuk mengungkapkan kemampuan teoritis dan praktis penguasaan hasil penilaian dalam penggunaan media, metode, strategi, dan prosedur tertentu.
e. Tugas Kelompok; digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok dalam upaya pemecahan masalah, sekaligus juga untuk membangun sikap kebersamaan pada diri peserta didik. Tugas kelompok ini akan lebih baik kalau diarahkan pada penyelesaian mengenai hal-hal yang bersifat empirik dan kesuistik. Jika mungkin kelompok peserta didik diminta melakukan pengamatan langsung atau merancanakan sesuatu proyek dengan menggunakan data informasi dari lapangan.
f. Ulangan Semester; digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada akhir program semester. Kompetensi yang disajikan berdasarkan kisi-kisi yang mencerminkan kompetensi dasar, hasil belajar dan indicator pencapaian hasil belajar yang dikembangkan dalam semester yang bersangkutan.
g. Ulangan Kenaikan Kelas; digunakan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai materi pada suatu bidang studi tertentu satu tahun ajaran. Pemilihan kompetensi ujian harus mengacu pada kompetensi dasar, berkelanjutan, memiliki nilai aplikatif, atau dibutuhkan untuk belajar pada bidang lain yang relevan.
h. Responsi atau Ujian Praktik; dipakai untuk mata pelajaran yang ada praktiknya, seperti Fiqih Ibadah dan Bahasa Arab, yaitu untuk mengetahui penguasaan akhir baik dari segi kognitif, efektif, maupun psikomotoriknya.
3. PRINSIP UMUM
Sebagai kurikilum berbasis kompetensi, pelaksanaan PBK dipengaruhi oleh berbagai factor dan komponen yang ada didalamnya. Namun demikian, guru mata pelajari PAI mempunyai posisi sentral dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan kegiatan penilaian. Untuk itu, dalam pelaksanaan penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip umum sebagai berikut:
a. Valid
PBK harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya atau shahih. Artinya, adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
b. Mendidik
PBK harus memberikan sumbangan positif pada pencaian hasil belajar peserta didik.
c. Berorientasi pada kompetensi
PBK harus menilai pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan nilai yang terrefleksi dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
d. Adil dan Objektif
PBK harus mempertimbangkan rasa keadilan dan objektifitas ppeserta didik, tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakng etnis, budaya, dan berbagai hal yang memberikan kontribusi pada pelajaran.
e. Terbuka
PBK hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan, sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
f. Berkesinambungan.
PBK harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peerta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian.
g. Menyeluruh
PBK harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotik serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik yang dapat dipertanggungnjawabkan kepada semua pihak.
h. Bermakna
PBK diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. untuk itu, PBK hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
D. PERSYARATAN PENILAIAN
Penilaian dilakukan sesudah melakukan pengukuran oleh karenanya agar penilaian itu tepat, maka hasil pengukurannya juga harus akurat. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar hasil pengukuran tepat adalah alat ukurnya harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu kesahihan, keandalan, dan ekonomis.
Kesahihan tes dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: kesahihan isi yang dapat dilihat dari bahan yang diujikan, kesahihan konstruk dilihat dari dimensi yang diukur, dan kesahihan kriteria yang dapat dilihat dari daya prediksinya.
E. LINGKUP PENILAIAN HASIL BELAJAR
Kurikulum dan hasil belajar memuat tiga komponen utama, yaitu: kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator pencapaian hasil belajar. Ketiga hal tersebut merupakan kesatuan yang utuh, dimana kompetensi dasar dijabarkan dalam hasil belajar, dan hasil belajr dijabarkan dalam indicator pencapaian hasil belajar. Kompetensi menentukan apa yang harus diklakukan peserta didik untuk mengerti, menggunakan, menjelaskan, mengapresiasi, atau menghargai. Kompetensi adalah gambaran umum tentang apa yang dapat dilakukan peserta didik. Bagaimana cara menilai seorang peserta didik sudah meraih kompetensi tertentu tidak langsung digambarkan didalam pernyataan tentang kompetensi. Rincian yang lebih banyak tentang apa yang diharapkan dari peserta didik digambarkan dalam hasil belajar dan indicator hasil belajar.
Hasil belajar merefleksi keluasan, kedalaman, dan kerumitan (secara bertingkat), yang digambarkan secara jelas dan dapat diukur dengan tehnik-tehnik penilaian tertentu. Perbedaan antara kompetensi dengan hasil belajar terdapat pada batasan dan patokan kinerja peserta didik yang dapat diukur.
Indikator hasil belajar dapat digunakan sebagai dasar penilaian terhadap peserta didik dalam mencapai pembelajaran dan kinerja yang diharapkan.
F. PELAPORAN HASIL TES
Setelah tes dilaksanakan dan dilakukan seseorang, hasil pengetesan tersebut perlu dilaporkan. Laporan tersebut dapat diberikan kepada peserta didik yang bersangkutan, kepada orang tua pesert didik, kepada kepala sekolah, dan sebagainya. Laporan kepada masing-masing yang brkepentingan dengan hasil tes ini sangat penting karena dapat memberikan informasi yang angat berguna dalam rangka penentuan kebijaksanaan selanjutnya.
G. PEMANFAATAN HASIL TES
Hasil pengukuran yang diperoleh melalui ujian sangat berguna sesuai dengan tujuan ujian. Informasi atau data hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan system, proses atau kegiatan belajar mengajar, maupun sebagai data untuk mengambil keputusan atau menentukan kebijakan.
BAB III
PENUTUP
Dari apa yang telah dibahas, dapat diambil kesimpulan, bahwa:
1. Evaluasi (Penilaian) adalah suatu tindakan atau suatu proses terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
2. PBK yaitu suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten, serta mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar pada mata pelajaran yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus telah dicapai disertai dengan petunjuk kemajuan belajar peserta didik dan pelapornya.
3. Fungsi PBK diantaranya adalah fungsi bagi peserta didik dan untuk guru sendiri.
4. Aspek-aspek yang dinilai adalah kumpulan kumpulan kerja peserta didik (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), kinerja (performance), tindakan (action), dan tes tertulis (subjektif, objektif, dan proyektif).
5. Bentuk-bentuk penilaian PBK adalah: Kuis, pertanyaan lisan, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan, dan response atau ujian praktik.
6. Prinsip umum dari penilaian adalah: Valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruhdan bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (n.d.). Penerapan Penilaian Berbasis Kelas dalam Bidang Studi PAI di Sekolah Dasar. Retrieved maret 4, 2013, from Online: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/196105011986011/ZAINAL_ARIFIN/Silabus_Evaluasi_Pembelajaran/Artikel_Penilaian_Edutech.pdf
Depdiknas. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakara: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
umy. (2009, januari 18). Penilaian Berbasis Kelas. Retrieved maret 04, 2013, from EDUCATION Sebuah Goresan Pena yang dapat ku persembahkan: http://tomindflys.blogspot.com
Jumat, 01 Februari 2013
Kamis, 25 Oktober 2012
Sifat Fisika dan Sifat Kimia Unsur Golongan VII A
UNSUR GOLONGAN VII A
Unsur-unsur golongan Halogen dapat
bereaksi dengan unsur logam alkali membentuk garam. Unsur-unsur golongan
halogen diantaranya adalah fluorin ( F ), klorin ( Cl ), bromin ( Br ), Iodin (
I ) dan astatin ( At ). Secara umum biasanya unsur halogen dilambangkan dengan
huruf X. Rumus kulit terluar dari halogen ini adalah ns2 np5.
Halogen memiliki 7e- valensi (elektron pada kulit terluar), sehingga
sangat reaktif karena mudah menerima 1e-. Unsur Halogen
membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya.
Dalam larutan halogen membentuk ion negatif bermuatan satu yang disebut ion
halida. Dan pada suhu kamar, unsur-unsur halogen dapat membentuk molekul
diatomik.
F2(gas) Cl2(gas)
Br2(cair) I2(Padat)
Halogen merupakan golongan non-logam
yang sangat reaktif, berbau, berwarna, beracun serta tidak dijumpai pada
keadaan bebas di alam. Pada umumnya ditemukan dialam dalam bentuk senyawa
garam-garamnya. Garam yang terbentuk disebut Garam halida. Sebenarnya dalam
tubuh manusia pun terdapat senyawa-senyawa halogen. Misalnya Ion clorida (Cl-)
merupakan anion yang terkandung dalam plasma darah, cairan tubuh, air susu, air
mata, air ludah, dan cairan eksresi. Ion Iodida (I-) merupakan suatu
komponen dalam pembentukan lapisan email gigi.
Sifat Kimia :
A.
Sifat-Sifat Kimia dan Fisika Unsur Halogen
I.
Sifat Kimia
Halogen mudah membentuk ion negative karena atom
halogen mempunyai 7 elektron valensi pada kulit terluarnya ( ns2 np5
). Atom unsur halogen cenderung akan menarik 1 elektron (1e-) dan
menjadi ion negative dalam rangka membentuk susunan electron yang stabil
seperti gas mulia (ns2 np6). Oleh karena itu, halogen
disebut unsur yang sangat elektronegatif. Kereaktifan halogen sangat besar. Hal ini disebabkan jari-jari atom
halogen sangat kecil sehingga mudah menarik electron. Dari fluorin ke iodine
sifat kereaktifan makin berkurang karena jari-jari atom makin besar. Halogen merupakan oksidator (pengoksidasi) kuat. Unsur-unsur halogen
mudah mengikat electron karena itu halogen mudah tereduksi.
Harga
potensial (Eo reduksi) dari fluorin sampai iodine makin berkurang.
F2(g)
+ 2e à 2F- (aq) Eo
= +2,87 volt
Cl2(g) + 2e à 2Cl- (aq) Eo = +1,36 volt
Br2(l)
+ 2e à 2Br- (aq) Eo
= +1,07 volt
I2
(s) + 2e à 2I- (aq) Eo
= +0,51 volt
Dari data
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dari fluorin sampai iodine sifat
oksidator/ pengoksidasi halogen makin berkurang.
Dalam
membincangkan sifat kimia halogen, kadangkala fluorin dan astatin diabaikan.
Hal ini demikian karena astatin adalah bahan radioaktif. Fluorin juga mempunyai
sifat-sifat anomali karena ukurannya yang kecil dan keelektronegatifannya yang
tinggi. Sifat kimia halogen adalah sebagai berikut :
a. Unsur
halogen selalu dalam bentuk molekul diatomik yang sangat reaktif terhadap unsur
logam maupun nonlogam
b. Mempunyai
bilangan oksidasi -1
c. Dalam sistem
periodik, semakin ke atas, dalam satu golongan, akan semakin mudah menangkap
elektron. Karena itu, unsur halogen merupakan oksidator yang kuat
d. Halogen
merupakan unsur yang sangat elektronegatif, karena mempunyai7 elektron valensi
sehingga cenderung menarik elektron dan menjadi ionnegatif dalam rangka
membentuk susunan elektron gas mulia.
e. Jari-jari
atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin menyebabkan gaya tarik
inti dengan elektron valensi (pada kulit terluar) makin lemah sehingga
keelektronegatifan (kemampuan menarik elektron) semakin lemah dan kemampuan
membentuk ion negatifnya juga semakin berkurang. Dengan kata lain dari fluorin
sampai iodin kereaktifan halogen melemah.
f. Halogen
merupakan senyawa yang sangat elektronegatif karena mempunyai 7 elektron
valensi (ns2 np5) dan mudah menarik satu elektron menjadi
ion negatif agar susunan elektronnya stabil seperti gas mulia (ns2
np6).
1) Wujud
Halogen
Pada suhu kamar, flourin dan klorin berupa gas, bromin
berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah
menyublim. Pemanasan iodin padat pada tekanan atmosfer tidak membuat unsur itu
meleleh, tetapi langsung menyublim. Hal ini terjadi karena tekanan uap iodin
padat pada suhu kamar lebih besar dari 1 atm Kecenderungan titik leleh dan
titik didih halogen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Molekul halogen
(X2) bersifat nonpolar, dengan demikian gaya tarik- menarik
antarmolekul halogen merupakan gaya dispersi. Sebagaimana diketahui, gaya
dispersi bertambah besar sesuai dengan pertambahan massa molekul (Mr). Itulah
sebabnya mengapa titik leleh dan titik didih halogen meningkat dari atas ke
bawah dalam tabel periodik unsur.
2) Warna dan
Aroma Halogen
Halogen
mempunyai warna dan aroma tertentu. Flourin berwarna kuning muda, klorin
berwarna hijau muda, bromin berwarna merah tua, iodin padat berwarna hitam,
sedangkan uap iodine berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk,
serta bersifat racun.
Fluorin
merupakan unsur kimia yang berupa gas bewarna kuning kehijauan dan merupakan
insur yang sangat reaktif juga dilambangkan dengan huruf F. Nomor atomnya adalah 9, dengan massa atom relatifnya
adalah 19 gr/mol. Titik leburnya adalah pada suhu -219,6oC, sedangkan titik
didihnya adalah pada suhu -188,13oC. Flour merupakan unsur nonlogam
yang paling elektronegatif, oleh sebab itu juga merupakan unsur yang paling
reaktif. Jika didekatkan dengan bahan-bahan yang terbuat dari minyak dan gas
maka akan dapat menimbulkan api. Fluor bersifat racun, korosif dan sangat
berbau. Fluor pertama kali diisolasi oleh ilmuwan prancis yang bernama henri
Moissan pada tahun 1886. Nama fluor pertama kali diambil dari kata fluo yang
berarti mengalir dalam bahasa Latin. Fluor sangat reaktif sehingga jarang
ditemukan dalam keadaan bebas, fluor biasa dijumpai berikatan dengan unsur atau
senyawa lain, sehingga biasanya berbentuk dalam senyawa seperti fluorit ,
kriolit, dan apatit. Fluor yang berikatan dengan oksigen akan membentuk senyawa
fluorida, yang terdapat dalam mineral yang terlarut dalam air sungai dan air
laut.
Gas klorin berwarna
kuning-kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain.
Klorin dapat mengganggu pernapasan, merusak selaput lendir dan dalam
wujud cairnya dapat membakar kulit. Gas klor bebas
tidak terdapat di alam tetapi di dapat terikat dengan logam-logam lain antara
lain sebagai NaCl /garam dapur dan MgCl2. Karena itu klorin tergolong dalam grup unsur
halogen (pembentuk garam) dan diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan
zat oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis. Merupakan gas
berwarna kuning kehijauan dan dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur.
Pada suhu 10oC, satu volume air dapat melarutkan 3.10 volume
klorin, sedangkan pada suhu 30oC hanya 1.77 volume. Klorin
mengiritasi sistem pernapasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir
dan bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi
sekecil 3.5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah terhisap
dalam-dalam. Kenyataannya, klorin digunakan sebagai senjata kimia pada
perang gas di tahun 1915. Terpapar dengan klorin tidak boleh melebihi 0.5 ppm
selama 8 jam kerja sehari-40 jam per minggu. Klorin merupakan senyawa yang
stabil, dimana zat ini merupkan zat yang sangat toksik pada hewan perairan. Gas
klorin sangat bersifat toksik, apabila tehisap akan menyebabkan kerusakan
serius pada paru-paru dan bisa berakibat fatal. Dengan menghirup 1000 ppm (0,1
%) akan berakibat fatal setelah beberapa menit. Menyebabkan iritasi pada kulit
dan membakar kulit.
Bromin
adalah salah satu unsur yang termasuk ke dalam golongan VIIA (golongan
halogen). Unsur golongan ini sagat elektronegatif, sehingga mudah berikatan
dengan senyawa-senyawa yang elektropositif. Brom adalah
satu-satunya unsur cair non logam. Sifatnya berat, mudah bergerak, cairan
berwarna coklat kemerahan, mudah menguap pada suhu kamar menjadi uap merah
dengan bau yang sangat tajam., menyerupai klor, dan memiliki efek iritasi pada
mata dan tenggorokan. Brom mudah larut dalam air atau karbon disulfida,
membentuk larutan berwarna merah, tidak sekuat klor tapi lebih kuat dari iod.
Dapat bersenyawa dengan banyak unsur dan memiliki efek pemutih. Ketika brom
tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan
bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus
diperhatikan selama menanganinya. Dalam bentuk cairan, zat ini bersifat korosif
terhadap jaringan sel manusia dan uapnya menyebabkan iritasi pada mata dan
tenggorokan. Dalam bentuk gas, brom bersifat toksik. Bromin juga merupakan
sebuah molekul yang sangat “terpolarisasikan” dan ikatan pi dalam propena yang
mendekat akan menginduksi sebuah dipol dalam molekul bromin tersebut.
Brom merupakan zat yang satbil dan
tidak mudah terbakar dengan adanya pereduksi, logam alkali, logam bubuk, baja,
besi, tembaga dan bahan-bahan organik. Bisa berakibat fatal jika terhirup dan
menyebabkan tingkat keracunan yang tinggi bila terhirup.
Dari hasil penelitian diperoleh toksisitas dari brom
adalah :
- Apabila dimakan oleh tikus dengan dosis 2600 mg/kg akan mengakibatkan kematian sebanyak 50 % (LD50).
- Apabia dimakan oleh mamalia dengan dosis 440 mg/kg akan mengakibatkan kematian sebanyak 50 % (LD50).
- Apabila dihirup oleh tikus dengan konentrasi 750 ppm selama 9 jam akan mengakibatkan 50 % mati (LC50).
Iod adalah padatan berkilauan
berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru
dengan bau menyengat. Iod membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak
sereaktif halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan
sifat-sifat menyerupai logam. Iod mudah larut dalam kloroform, karbon
tetraklorida, atau karbon disulfida yang kemudian membentuk larutan berwarna
ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut dalam air. Iodin salah satu anggota halogen yang berupa padatan pada temperatur
kamar hingga untuk keperluan percobaan mudah ditangani. Iodin mempunyai
karakteristik antara lain sifat polaritas yang signifikan dalam golongannya hingga
kelarutannya dalam pelarut dengan berbagai tingkat kepolaran dapat di
identifikasi. Sifat lain yang sangat dramatik yaitu interaksinya dengan amilum
menghasilkan warna biru dan ini merupakan indikator untuk membedakan dengan
ionnya iodida ; dengan demikian sifat sebagai oksidator dalam sistem I2
– I- sangat informatif dalam proses redoks. Karakteristik lain yang
berbeda dari golongannya yaitu kemampuannya membentuk senyawa komplek sebagai
ion I3- ( I2 dalam I- ).
Iodin terdapat
di air laut hanya sampai kadar 6.10-7 %, tetapi senyawa ini terkonsentrasi
dalam spesies rumput laut tertentu, dimana abunya dapat dijadikan sebagai
sumber iodin yang layak untuk diperjualbelikan. Iodin terkandung dalam hormon
pengatur pertumbuhan tiroksin, yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kebanyakan
garam dapur yang dijual mengandung 0,01 %. NaI tambahan untuk mencegah penyakit
gondong, yaitu pembengkakan kelenjar tiroid. Perak iodida digunakan dalam film fotografik berkecepatan tinggi.
Keelektronegatifan halogen (terkecuali
iodin) yang lebih besar dari keelektronegatifan atom karbon berarti bahwa
pasangan elektron dalam ikatan karbon-halogen akan tertarik ke ujung halogen,
sehingga membuat halogen sedikit bermuatan negatif dan atom karbon sedikit bermuatan positif kecuali untuk ikatan karbon-iodin. Walaupun
ikatan karbon-iodin tidak memiliki dipol permanen, ikatan ini sangat mudah
dipolarisasi oleh apapun yang mendekatinya. Sebuah ion negatif yang mendekati
ikatan ini dari sisi yang berjauhan dengan ujung atom karbon.
Senyawa
terhalogenasi ini memiliki kelemahan dia tidak dapat membunuh bakteri garam
positif dan ragi, senyawa ini juga tidak bersifat stabil dan sulit
terbiodegradasi. Klorin dalam cairakan membentuk asam hiplorus yang diketahui
dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Klorin bewujud seperti gas yang berwarna
kuning kehijauan dengan bau cukup menyengat.
Klorin
merupakan senyawa yang stabil, dimana zat ini merupkan zat yang sangat toksik
pada hewan perairan. Gas klorin sangat bersifat toksik, apabila tehisap akan
menyebabkan kerusakan serius pada paru-paru dan bisa berakibat fatal. Dengan
menghirup 1000 ppm (0,1 %) akan berakibat fatal setelah beberapa menit.
Menyebabkan iritasi pada kulit dan membakar kulit.
Dari hasil penelitian diperoleh toksisitas dari klorin
adalah sebagai berikut:
· Dihirup oleh
manusia dengan konsentrasi terkecil 2593 mg/m3 selama 30 menit akan
menyebabkan kematian.
· Dihirup oleh
manusia dengan konsentrasi terkecil 500 ppm selama 5 menit akan menyebabkan
kematian.
· Dihirup oleh
tikus dengan dosis 137-293 ppm selama 1 jam akan menyebabkan kematian tikus
sebanyak 50 % (LD50).
Dari sifat-sifatnya diketahui bahwa
klorin merupakan zat yang sangat beracun apabila dihirup maupun kontak dengan
mata. Zat ini terutama menyebabkan kerusakan atau gangguan pada saluran pernafasan.
Astatin
adalah suatu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang At dan nomor atom 85. Nama unsur ini berasal dari bahasa Yunani
αστατος (astatos) yang berarti "tak stabil". Unsur ini termasuk
golongan halogen
dan merupakan unsur radioaktif yang terbentuk secara alami melalui peluruhan uranium-235
and uranium-238.
Reaksi – reaksi Halogen
1. Reaksi Pendesakan pada senyawa halogenida
Dalam
halogen terdapat istilah reaksi pendesakan, reaksi pendesakkan ini terjadi jika
halogen yang terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik
mampu mendesak ion halogen dari garamnya yang terletak dibawahnya. Dan
berlangsung atau tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan
halogen. Halogen yang kereaktifannya lebih kuat dapat mengusir atau mendesak
halida yang lebih lemah dari senyawanya. kereaktifan F2 > Cl2
> Br2 > I2 sehingga :
F2 dapat mengusir X (Cl2, Br2, I2)
F2 + 2KX → 2KF + X2
Cl2 dapat mengusir X (Br2, I2)
Cl2 + 2KX → 2KCl + X2
Br2 dapat mengusir X (I2)
Br- + Cl2 →
Br2 + Cl‑
Br2 + 2I- →
Br- + I2
Br2 + KX → 2KBr + X2
I2 + Br- → (tidak
bereaksi)
I2 tidak dapat mengusir F2, Cl2
dan Br2
ket : unsur K dapat diganti unsur logam yang lainnya
(Na, Ca, Mg dll)
F2 + 2KCl → 2KF + Cl2
F2 + 2KCl → 2KF + Cl2
Br2 + Cl- → (tidak bereaksi)
Pada reaksi pertama di atas terlihat
biloksnya F turun dari 0 menjadi -1 (reduksi ) sedangkan Cl naik dari -1
menjadi 0 (oksidasi) sehingga F disebut oksidator (penyebab zat lain mengalami
oksidasi). sehingga kereaktifan senyawa halogen sebanding dengan kekuatan
oksidatornya yaitu F2 > Cl2 > Br2
> I2
2.
Reaksi dengan Logam
Halogen
bereaksi dengan sebagian besar logam akan menghasilkan senyawa garam/halida logam.
Contoh :
2Na + Cl2
→ NaCl
2Fe + 3Cl2
→ 2FeCl3
Sn + 2Cl2 →
SnCl4
Mg + Cl2 →
MgCl2
2Al + 3Cl2 →
2AlCl3
Halida logam
yang terbentuk bersifat ionik jika energi ionisasinya rendah dan logamnya
memiliki biloks rendah. Hampir semua halida bersifat ionik. Contoh Na+,
Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi ionok adalah
AlCl3
3.
Reaksi dengan Non Logam
Halogen
bereaksi dengan non-logam akan membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen
dapat bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain.
Contoh :
Xe + F2 → XeF2
2Kr + 2F2 → KrF4
2P + 3Cl2 → 2PCl3
4.
Reaksi dengan Metaloid
Halogen bereakksi dengan metaloid.
Contoh:
2B +3Cl2 → 2BCl3
2Si + 2Cl2 → SiCl4
5.
Reaksi
dengan air
·
Flourien bereaksi dengan air akan
membentuk larutan asam dan oksigen.
2F2 + 2H2O à
4HF +O2 (dalam tempat gelap)
·
Klorin dan bromin bereaksi dengan air
membentuk larutan asam halida dan asam oksilhalida.
Cl2 + H2O à HClO + HCl, Br2 + H2O
à HBrO + HBr
·
Iodine tidak dapat larut dalam air
sehingga tidak bereaksi. I2 + H2O ≠
·
tetapi I2 larut dalam larutan KI :
I2 + KI à
KI3
6.
Reaksi
dengan hydrogen
Semua halogen bereaksi dengan hidrogen membentuk hydrogen
halida (HX) serta bereaksi menurun dari F2 ke I2.
Contoh :
F2
+ H2 à
2HF ( bereaksi kuat di tempat gelap )
Cl2 + H2 à
2HCl ( bereaksi di tempat terang )
Br2
+ H2 à
2HBr ( bereaksi pada suhu 500oC
)
I2 + H2 à 2HI
(bereaksi dengan pemanasan katalis Pt )
Pada temperatur kamar asam halida
berupa gas, tidak berwarna dan sangat mudah larut air. Sifat asam halida
semakin kuat dengan bertambahnya massa atom relatif dengan urutan seperti dalam
tabel di atas. jadi asam yang paling lemah adalah HF dan yang paling kuat
adalah HI.
urutan titik didih asam halida : HF
> HI > HBr > HCl
Titik
didih asam halida bertambah sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya dengan
pengecualian titik didih HF. Walaupun massa atom relatif HF terkecil namun
titik didihnya justru yang terbesar. Hal ini karena dalam senyawa HF terdapat
ikatan hidrogen.
1.
Reaksi
antar unsur halogen
Unsur-unsur halogen
memiliki harga elektronegativitas yang berbeda sehingga akan terbentuk senyawa
kovalen. Senyawa yang terbentuk memiliki 4 kategori : XY, XY3, XY5,
XY7 (X adalah halogen yang lebih elektronegatif).
Contoh
:
F2 + Cl2 à 2FCl
Cl2 + 3I2 à 2ClI3
2. Reaksi dengan basa
Reaksi
halogen dengan basa enser dingin menghasilkan halida ( X- ) dan
hipohalida ( XO- ), sedangkan reaksi halogen dengan basa pekat
panas menghasilkan halida ( X- ) dan halat ( XO3- ).
Contoh :
X2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → NaX +NaXO + H2O (
X = Cl, Br, I )
X2 + 2NaOH ( pekat, dingin ) → NaX +NaXO + H2O (
X = Cl, Br, I )
2F2 + 2NaOH ( encer, dingin ) → 2NaF + OF2 +
H2O
2F2 + 2NaOH ( pekat, panas ) → NaX + O2 + H2O
I.
Sifat Fisik
Sifat-sifat
fisik halogen berubah secara berangsur-angsur apabila menuruni kumpulan.
Beberapa sifat fisik halogen ialah
seperti:
- Jari-jari atom unsur halogen bertambah dari fluorin sampai astatin.
- Antara molekul-molekul halogen padat dan cair terdapat ikatan Van der Waals yang lemah. Dari fluorin sampai iodin ikatan itu bertambah kuat maka dari fluorin sampai iodin bertambah besar pula titik didih dan titik lelehnya.
- Pada suhu kamar fluorin dan iodin berwujud gas, bromin berwujud cair yang mudah menguap dan iodin berwujud padat yang mudah menyublim.
- Gas fluorin berwarna kuning muda, gas klorin berwarna kuning hijau, cairan bromin berwarna coklat merah dan zat padat iodin berwarna hitam sedangkan uap iodin berwarna ungu.
- Fluorin, klorin dan bromin mudah larut dalam air sedangkan iodin sidikit larut dalam air. iodin mudah larut dalam KI
- Semuanya larut dalam pelarut organik seperti Alkohol, eter, kloroform (CHCl3), tetraklorida (CCl4) dan CS2. Warna bromin dalam kloroform atau tetraklorida adalah kuning coklat sedangkan iodin berwarna ungu.
Langganan:
Postingan (Atom)